Masa Tua Gay

>> Kamis, 22 Januari 2009

Surat dari bapak eghozan di millis Jurnal perempuan

Mas toyo dan teman - teman, saya tidak benci dengan yg dinamakan homoseksualitas. Namun ada pertanyaan yg mengganjal dihati saya.

Apakah tidak ingin diusia senja kita ditemani oleh anak, cucu dan cicit tercinta?

Betul ada bayi tabung...betul ada adopsi.....betul ada pantai jompo......dsb.
Dikala tangan sudah tidak lagi mampu untuk membersihkan BAK......dan kaki sudah tidak dapat diajak lagi kompromi untuk sekedar menikmati udara dipagi hari.

Apakah tidak rindu dengan tangis dan rengekan...bahkan coretan - coretan didinding.....serta tanah lumpur yg mengotori lantai sisa mainan?

Pertanyaan yang disampaikan oleh Pak Eghozan memang bukan hanya beliau saja tetapi pasti ada banyak orang memikirkan hal yang sama. Bahkan teman - teman kelompok homoseksual sendiri.

Alasan tidak ingin hidup sendiri pada masa tua membuat banyak homoseksual memutuskan untuk menikah dengan perempuan. Memang itu bukan pilihan yang salah bagi setiap orang. Seorang anak memang yang selalu diimpikan oleh semua orang.

Kalau ditanya secara pribadi aku adalah orang yang mimpi memiliki anak. Aku suka anak yang bisa aku ajak tukar pikiran dan ngobrol hal - hal yang pribadi.
Tapi aku melihat anak itu dalam konteks yang berbeda. Maksud aku yang dinamakan anak tidak harus berasal biologis. Artinya bisa berasal dari anak "biologis atau non biologis". Aku belajar membuang image bahwa "anak biologis" itu lebih dari anak "non biologis".
Bagi ku anak ya anak, seorang manusia yang tidak perlu dipersoalkan dari mana asal biologis nya. Mau dari seorang PSK ataupun orang miskin. Kalau dia memang membutuhkan kasih sayang maka aku harus menyayangi nya.

Selain itu tidak semua pasangan homoseksual itu mau adopsi anak. Tapi pasangan homoseksual juga yang banyak yang adopsi anak. Bahkan ada yang sampai menikah anak - anaknya.
Sama seperti pasangan heteroseksual, ada yang ingin menikah karena ingin punya anak atau tidak. Sehingga kehidupan sosial homoseksual sama saja dengan kehidupan heteroseksual untuk mendidik anak - anaknya.


Wasalam



Toyo

3 komentar:

Anonim 5 Februari 2012 pukul 07.25  

Mf bwt sodara toyo . Kenapa yah sy fkir anda it lbiH menjerumuskan seseorang uNtk jd gay. Benar kta2 anda adalah memiliH yg trbAik . Tp memiliH yg trbAik blum tntU bAik bwt qt . Sy hrap anda lbh bAik tdk usah meng0men . Untk tman2 .. Kalau kalian ingn lpas dr dunia gay it. Byangkan bhwa bsok anda telah tiada ..

Pengakuan Gay Indonesia 6 Maret 2013 pukul 12.01  

Jika anda gay manly, sedang nganggur? cari kerjaan? Niat tuk merantau... Asal berijasah min SMA,
usia dibawah 30th.
Siap mandiri.
Kalo cocok, nyambung, & sepikiran, aku backing anda slama disini, sampai dapat kerja.
Yg pasti kenali aku dl... Add / kontak aku O856646OO785

mari sini 4 Mei 2015 pukul 15.22  

ah anak tidak harus dari darah daging kita, adopsi juga bisa, yang terpenting diingat Allah MAHA ADIL, meski umatnya Gay Dia akan memberikan yang terbaik dalam hidupnya asal kita selalu ingat Dia meski harus berjalan di jalan sebagai seorang GAY.