Suami Ku Seorang Homoseksual

>> Sabtu, 17 Januari 2009

Sudah hampir 5 bulan yang lalu (sekitar bulan Juli 08) sampai sekarang Januari 09. Beberapa kali ditelpon oleh seorang perempuan. Umurnya menurut dia 28 tahun. Sebut saja nama nya Rina. Rina ini tinggal di Propinsi Kepulauan Riau. Rina mendapat no kontak ku dari teman nya. Yang kebetulan teman perempuan nya itu teman chatting ku di Yahoo massenger. Teman Rina itu adalah seorang perempuan dari kelompok Ahmadiyah. Dia baik dengan aku karena aku selama ini ikut terlibat dalam pembelaan kepada kelompok Ahmadiyah. Hubungan ini semakin baik aku dengan teman Rina ini.

Rina adalah seorang ibu dari satu anak laki - laki yang berumur 3 tahun. Rina juga seorang guru dan juga aktif di partai keadilan sejahtera (PKS). Walaupun Rina bukan lah kader PKS yang ikut dalam politik praktis. Hanya aktif dalam kegiatan PKS seperti pengajian dan pertemuan saja yang dilakukan oleh PKS.

Rina sekarang sudah menikah sekitar 4 tahun yang lalu, dengan seorang laki - laki. Mereka menikah memang bukan menjalin hubungan yang layaknya pemuda. Pacarannya sangat singkat. Pada saat mau memutuskan untuk menikah, dalam hati Rina ada rasa kekuatiran sedikit apakah benar suami nya ini mencintai atau tidak. Belum lagi menurut dia suaminya sedikit berpenampilan feminim.
Ada rasa ketakutan kalau suaminya adalah seorang gay atau biseksual yang mungkin tidak nafsu dengan perempuan.
Tapi kemudian pikiran itu Rina buang jauh - jauh. Dan menurut Rina tidak baik berprasangka buruk dengan calon suami sendiri.
Akhirnya Rina memutuskan menikah dengan laki - laki tersebut. Yang sampai sekarang masih secara legal menjadi suaminya.

Dua tahun setelah pernikahan, Rina mulai ada rasa curiga dengan suaminya. Sikap dan tindakan seksualitas suaminya yang sangat dingin selama menikah. Membuat Rina ingin cari tahu kenapa suaminya sangat dingin kalau diajak untuk berhubungan intim.
Walau begitu Rina dapat menghasilkan seorang anak laki - laki dari hubungan suaminya tersebut. Rina pun mulai belajar sabar dan pahami suaminya. Walau dalam hati nya gairah seksualnya benar - benar tidak terpenuhi oleh suaminya.
Kadang menurut Rina tidak jarang kalau suaminya menyampaikan kata - kata kasar. Seperti Rina adalah perempuan "ganas" dan nafsu sex tinggi. Pada saat Rina meminta kepada suaminya untuk melakukan hubungan intim. Karena selama ini berhubungan sex selalu Rina yang lebih dahulu meminta nya. Akhirnya Rina benar- benar berpikir bagaimana cara Rina menyukupi kebutuhan biologisnya. Sambil mencari tahu kenapa suaminya sangat dingin sekali dalam berhubungan selama menikah.

Akhirnya hari itu tiba juga. Rina secara tidak sengaja menemukan CD Porno dilaci lemari suaminya. Setelah diputar oleh Rina, seperti bencana. Rina hampir tidak bisa menerima melihat kenyataan film tersebut. Ada rasa mual dan mau muntah melihat adegan dalam film tersebut. Sambil mengucapkan Astafirrullah. Rina berpikir apakah benar yang dilihat ini dan CD ini koleksi suaminya? Kalau CD itu merupakan film blue antara laki - laki dan perempuan. Mungkin Rina masih bisa berharap sesutau yang baik, karena mana tahu ini bagian dari cara suaminya meningkatkan gairah sex nya kepada istrinya.
Tapi persoalannya film tersebut adalah adegan sex antara laki - laki dengan laki - laki. Iya, blue film versi HOMOSEKSUAL.
Dalam seumur hidup Rina sama sekali tidak terpikir melihat adegan yang baru dilihat nya tadi. Apalagi ini merupakan koleksi suami nya sendiri.

Tiba - tiba ada rasa marah dan mual dalam perut melihat tindakan suami nya ini. Mulai terjawab sudah bahwa yang dahulu Rina kuatirkan. Sedikit terjawab semua.Dan mungkin ini juga bagian dari jawaban mengapa aku tidak mendapatkan kepuasan seksualitasku, ujar Rina.

Rina kemudian tidak tinggal diam. Pencarian bukti - bukti yang lain pun Rina lakukan. Rina akhirnya menemukan bukti lagi yang lebih membuat Rina semakin yakin. Dari SMS yang ada di HP suaminya, Rina berhasil membaca apa yang dilakukan oleh suami.
Suaminya melakukan hubungan dengan beberapa orang laki - laki. Baik yang ada di Padang, Riau maupun di Jakarta. Yang ada dalam pikiran Rina bahwa laki - laki itu semua adalah orang - orang selalu berhubungan sex dengan suaminya. Padahal sebenarnya laki - laki itu hanya teman nya saja. Itu menurut pengakuan suaminya kepada ku. Walau aku sendiri juga tidak bisa 100% percaya.

Ada rasa jijik dengan suaminya. Merasa ditipu oleh laki - laki yang dianggap Rina adalah laki - laki baik sekali. Memang menurut Rina suaminya adalah sosok suami yang sangat baik dan patuh dan bertanggungjawab dengan keluarga. Sayang dan perhatian kepada istri dan anak nya.
Alasanya ini lah yang membuat Rina sulit sekali untuk memutuskan bercerai dengan suaminya. Selain suami nya juga tidak mau bercerai dengan Rina. Malah pernah suaminya akan mengancam membunuh jika Rina tetap akan minta bercerai.
Ini menjadi hal yang sulit bagi Rina. Disisi lain bahwa homoseksual adalah sebuah dosa besar yang sangat diyakini oleh Rina. Menurut keyakinan Rina, dia tidak sudih tidur dengan seorang laki - laki homoseksual.

Belum lagi Rina semakin dirasukin rasa takut bagaimana kalau anak nya nanti menjadi gay. "Ketularan" seperti bapaknya, itu yang ada dalam pikiran Rina sekarang.
Sehingga ada dalam pikiran Rina kalaupun harus bercerai anaknya akan dijauhkan dari suami nya dan teman - teman suaminya. Rina takut sekali anak nya akan jadi gay atau anaknya akan disodomi oleh teman - teman suami. Pikiran - pikiran yang aneh - aneh semakin dirasukin kepala Rina. Sambil diskusi dengan aku, Rina selalu bilang kenapa mesti aku yang mendapat cobaan ini. Pendapat - pendapat Rina seperti ini lah yang membuat telinga ku panas mendengarkannya.

Selama ini aku selalu mencoba menjadi pendengar yang baik saja. Walaupun kadang aku sempat bete juga kalau harus menerima telponnya. Yang kadang sampai butuh waktu 1 - 2 jam untuk diskusi lewat telpon persoalan suaminya. Mana dengan tambahan argeumentasi bahwa homoseksual akan masuk neraka.

Awalnya Rina selalu curiga dengan aku. Walau sampai sekarang ini Rina masih memandang aku sebagai seorang gay yang punya DOSA Besar. Pernah atau bahkan aku selalu berantem kalau lagi diskusi dengan Rina. Pernah aku katakan kepada Rina, kalau masih saja menganggap gay dosa dan diucapkan didepan ku. Aku tidak akan mau menerima telpon dari kamu Rina, itu jawabanku. Sangat sering kemudian Rina minta maaf kepada ku. Disatu sisi Rina "membutuhkan" aku tapi disisi lain dia benci sekali dengan pilihan seksualitas ku. Perdebatan itu terus saja sampai sekarang kalau berkaitan dengan gay dan agama.
Tapi akhirnya Rina pernah berkompromi kepada kepada ku, bahwa kalau Mas Toyo ini dosa nya cuma satu, yaitu sebagai gay saja. Tapi kalau suami ku banyak dosa nya, sudah menipu anaknya, istri, ibunya dan masyarakat semuanya. Ada saja Rina ini dalam hati ku..

Singkat cerita, aku sampai mendapatkan kontak no suaminya. Dari Rina juga. Dengan berbagai cara aku pun diskusi dengan suaminya. Aku berpura - pura menjadi seorang gay yang lagi mau cari pasangan di Riau. Akhirnya aku pun ngobrol banyak dengan suaminya via telpon. Dari suaminya lah aku tahu bahwa dia benar - benar ingin mempertahankan perkawinannya. Tapi dari cerita suami Rina juga bahwa sebenarnya dia menikah karena tekanan ibu nya. Kalau boleh memilih sebelumnya ingin punya pasangan cowok.
Sehingga suami Rina berharap bahwa dia direstui mempunyai pasangan cowok satu orang oleh Rina. Dan suaminya berjanji tidak akan gonta ganti pasangan cowok. Jadi seperti Poligami tapi yang satu laki - laki dan yang satu perempuan (Rina). Itu yang aku sampaikan kepada Rina tentang keinginan suaminya.

Tapi lagi - lagi tawaran suaminya tidak disetujui oleh Rina. Rina tetap dengan pendirianya bahwa homoseksual adalah Dosa. Suaminya suka atau tidak suka harus berubah menjadi heteroseksual. Padahal dari cerita suaminya, aku menilai ini sesutau yang sangat sulit sekali.
Kecuali Rina sebagai seorang istri mau membantu suaminya. Bukan dengan judge bahwa gay itu dosa dan haram. Karena stigma ini lah yang membuat komunikasi Rina dan suaminya tidak pernah ketemu.

Aku pernah tawarkan kepada Rina untuk membaca juga buku - buku soal seksualitas dan pemikiran Islam yang lebih moderat. Karena aku pikir ini membantu Rina untuk dapat memahami suami nya yang kebetulan seorang gay. Malah aku menawarkan untuk mengirimkan buku - buku kepada Rina dan suaminya.
Tapi lagi - lagi tawaran ku ditanggapi oleh Rina berbeda, bahwa aku akan membawa pikiran "jahat"ku kepada suaminya dan Rina soal homoseksual. Bahwa pikiran "menyimpangku" soal agama Islam akan ditularkan kepada mereka.

Pada saat itu aku marah sekali dengan tindakan Rina kepada aku. Aku sambil kesal mengucapkan kepada Rina. Sekarang terserah kamu kalau masih saja menganggap negatif aku. Tapi sekarang fakta nya kamu punya suami gay, Welcome to Gay, sambil aku ketawa karena rasa kesal ku dengan Rina.
Kemudian Rina dengan santai nya mengucapkan tapi aku bersyukur karena aku punya anak laki - laki yang lucu dari suami ku. Jawab Rina kepada ku.
Kemudian aku bilang lagi, iya tapi anakmu itu berasal dari sperma sorang gay, aku pun tertawa sambil kemudian aku tutup telpon.

Selama satu bulan Rina tidak pernah telpon setelah kejadian itu. Tapi kemudian Rina menelpon lagi. Sebenarnya aku sudah malas sekali terima telpon Rina. Tapi karena aku tidak lagi menyimpang no nya. Aku pikir bukan telpon dari Rina. Dengan rasa kesal juga aku terima telponnya. Rina pun minta maaf atas tindakannya selama ini kepada aku. Walaupun aku tahu ini bukan permintaan maaf Rina yang pertama. Karena Rina selalu mengulangi nya lagi kepada ku.
Kemudian dia mau minta tolong lagi kepada aku. Apa yang harus Rina lakukan dengan hubungannya. Sebenarnya pertanyaan itu selalu dia katakan. Aku sudah bosan dengan diskusi - diskusi yang masih saja berputar - putar dengan persoalan dosa dan dosa lagi.

Aku sarankan gimana kalau aku ketemu dengan suami nya untuk diskusi lebih dalam. Walau aku kesal tapi aku pikir aku harus bantu Rina dan suaminya. Tapi apa kata Rina atas tawaran ku ini? bahwa jangan sampai kalau aku ketemu dengan suaminya. Aku dan suaminya terjadi hubungan sex, apa?? capek deh.
Terus aku sampaikan kepada Rina, mengapa yakin sekali kalau aku suka dengan suami mu Rina? Aduh perempuan ini kok susah banget diajak diskusi. Pikirku.
Mungkinkarena kebanyakan pengajian dengan dogma - dogma yang tidak membuat cerdas kali, pikirku.
Aku cuma bilang ama Rina kalau kalian tidak mencoba membangun komunikasi dengan baik. Dan Kalian tidak berpikir untuk terbuka soal homoseksual dan Islam. Maka perkawinan kalian selama seperti ini, dingin, ribut dan selalu berantem.

Ini adalah pengalamn ku selama kenal dengan seorang suami yang gay. Walau sampai sekarang aku belum pernah ketemu mereka secara langsung. Mudah-mudahan pengalamanku ini dapat menjadi inspirasi bagi teman - teman.


Wasalam


Toyo
Sekum LSM Our Voice
Jakarta, 17 Januari 2009

5 komentar:

Unknown 12 September 2016 pukul 03.03  

Bisa menghub mba rina di no brp. Txs

Anonim 6 November 2016 pukul 17.24  

Mbak Rini saya mengalami masalah serupa.. Boleh meminta saran? Trims

Anonim 2 Januari 2017 pukul 14.25  

Saya punya masalah yg sama dan ingin konsultasi bsa mnghubungi ny lwat mana trims

Unknown 20 Februari 2017 pukul 01.08  

Semoga bisa di ambil hikmahnya.

Anonim 28 Juni 2017 pukul 06.05  

Masalah saya sama. Ada anak 2 dan sudah cerai. Mengancam kl sy nikah lg, anak2 akan dibawa. Help