"Women of the Year 2009"

>> Minggu, 13 Desember 2009

Ketika saya memilih untuk coming out (terbuka sebagai seorang gay) dan kemudian berjuang untuk hak atas keberagaman seksual, selalu ada hal yang menjadi “ketakutan” dalam pikiran saya. Terutama ketika harus berhadapan dengan tokoh-tokoh agama dan tafsir agama yang homophobia (benci terhadap homoseksual). Tapi, ketakutan tersebut seolah hilang dan muncul titik terang ketika Ibu Siti Musda Mulia mengkampanyekan kepada publik bahwa hak-hak homoseksual harus dihormati sebagai bagian dari ajaran agama Islam.

Keberanian Ibu Siti Musda Mulia memperjuangkan kemanusian yang lintas batas, khususnya kelompok LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/Transeksual, Intersex, dan Queer), merupakan tindakan yang jarang dilakukan oleh tokoh-tokoh pluralisme di Indonesia, bahkan di dunia sekalipun. Sehingga ini dapat membuka tabir buramnya tafsir kisah Nabi Luth yang selama ini terjadi. Harapannya ini akan menjadi inspirasi oleh banyak orang untuk bicara keberagaman seksual dalam konteks yang lebih luas.

Sebuah penghormatan memberikan testimoni ini, bagi saya maupun gerakan LGBTIQ umumnya. Saya yakin ada banyak tantangan memperjuangkan keadilan untuk gerakan hak keberagaman seksualitas ke depannya. Tapi, keberanian dan konsistensi Ibu Siti Musda Mulia membuat perjuangan itu tetap berkobar sampai detik ini. Sekali lagi, selamat untuk Ibu Siti Musda Mulia yang terpilih sebagai "Women of the Year 2009". Ini bukan hanya kebanggaan bagi gerakan LGBTIQ di Indonesia, tetapi kebanggaan bagi gerakan hak asasi manusia umumnya.


Wasalam


Hartoyo
(Aktivis LGBTIQ/Sekjen Umum Ourvoice)

0 komentar: