Curhat Seorang Sahabat

>> Senin, 14 Desember 2009

Dari: Mr X
Judul: Need an Advice
Kepada: jam_gadang2003@yahoo.com
Tanggal: Minggu, 13 Desember, 2009, 6:24 AM

Hi,

Sebelumnya terima kasih sudah membaca email ini. saya tahu Anda dari beberapa mailing list dan melihat web our voice. Saya bermaksud curhat beberapa hal yang saya alami, terkait dengan orientasi seksual saya sebagai gay. Oh ya, nama saya Iwan (nama samaran) dan maaf, sekali email langsung curhat, harap tidak keberatan.

Sudah sekitar 5 tahun saya meyakini bahwa saya seorang gay (umur saya 26 tahun sekarang). Selama itu pula saya berusaha meredam perasaan saya jika saya jatuh cinta pada seorang pria. Selama itu, saya tidak menghadapi masalah, hingga sekarang saya mulai merasa lelah kalau harus menyembunyikan perasaan saya. Saya merasa berhak untuk mengekspresikan rasa cinta saya, berhak mendapat kesempatan untuk meraih orang yang saya cintai dan berhak untuk menikmati cinta, seperti halnya orang umumnya.

Saat ini, saya sedang jatuh cinta pada seorang teman kos. Awalnya, saya berusaha untuk tidak menggubris perasaan itu, tapi lama-lama saya tidak tahan karena kita berhadapan setiap hari. Saya harus berdebar-debar setiap hari kalo harus berhadapan, atau merasa lemas dan lelah kalau harus menghindar darinya.

Akhirnya, saya beranikan untuk melakukan pendekatan.
Saya jadi sering main ke kamarnya dan begadang hampir tiap malam. Dalam seminggu ini, saya sudah mengajaknya nonton film, beli pizza, wisata kuliner dan lainnya, hanya berdua. Saya merasakan senang karena bisa bersamanya tetapi sekaligus bingung.

Kebingungan pertama adalah, apakah dia seorang gay? Kebingungan saya didasari beberapa hal;

Pertama respon dia terhadap tindakan yang saya lakukan. Beberapa kali, karena saya tidak tahan untuk mengekspresikan rasa cinta saya, saya sering membelai rambutnya, mengelus dahinya, iseng mencabut bulu kaki dan sebagainya. Ketika diperlakukan begitu, dia tidak merasa risih (saya berpikiran, umumnya pria akan merasa risih dan minta untuk di stop) tetapi justru dia menunjukkan antusiasme yang sama untuk berbuat yang sama kepadaku. Kedua adalah teman-teman di facebooknya. Memang, kebanyakan temannya adalah perempuan, tetapi diantara sejumlah perempuan itu, tersisip teman-teman lelaki gay yang tidak punya hubungan dekat, misalnya satu tempat kerja (saya mengetahui dari profile-nya dan list teman yang jelas seorang gay). Hal ini jarang dilakukan oleh seorang straight karena biasanya mereka akan menghindari teman-teman gay apalagi yang tidak punya hubungan dekat.

Kebingungan lainnya disebabkan karena dorongan kuat dari diri saya untuk menyatakan cinta. Namun, saya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkannya karena saya masih terlalu takut untuk menanggung resiko jika nantinya saya ditolak.

Bisakah Mas Hartoyo memberikan saran atau setidaknya sharing pengalaman agar saya bisa mengatasi hal ini.
Saya sudah lelah menyembunyikan perasaan saya.

Terima kasih.

Mr X

Tangapan Toyo

Bls: Need an Advice

Minggu, 13 Desember, 2009 07:41

Dari:

Kepada: Mr X

Terima kasih sebelumnya sudah mau menulis email kepada saya.

Saya dapat merasakan bagaimana perasaan Iwan sekarang. Bagaimana sulitnya kita sebagai seorang gay mengungkapkan perasaan kepada orang yang kita sayangi dan cintai. Ada rasa takut dan bingung, tapi yang paling takut adalah kehilangan dia kalau seandainya ditolak. Itu sebenarnya hal yang biasa dihadapi oleh kebanyakan orang, hanya kalau konteks homoseksual akan lebih rumit lagi. Karena bagaimana kalau dia tahu dan kemudian memberi tahu kepada banyak orang, tentang status Iwan. Karena ada banyak gay yang belum siap untuk itu. Tentu bukan saja malu kepada teman-teman, keluarga tetapi juga akan memberikan dampak psikologis bagi diri kita sendiri. Hal-hal seperti inilah yang membuat teman-teman gay memilih untuk diam dan memendam rasa itu. Memang hanya dengan cara itu lah salah satu cara untuk bisa bertahan terhadap sulitnya diskriminasi yang diterima oleh kelompok homoseksual. Dalam dunia yang penuh dengan norma heteroseksual.

Menurut saya, cinta adalah masalah rasa dan segala hal yang ada didalamnya.
Cinta itu tidak akan pernah bisa dipaksakan oleh pihak manapun. Cinta bisa tumbuh kapan saja dalam ruang waktu yang berbeda-beda. Cinta tidak pernah melihat latar belakang sosial, agama, suku sampai jenis kelamin. Orang-orang selama ini "memaksakan" bahwa ”cinta” hanya bisa terjadi melalui hubungan heteroseksual (laki-laki dengan perempuan). Tapi faktanya tidak begitu. Seperti yang dialami oleh Iwan sekarang mencintai teman kos yang sudah jelas adalah seorang laki-laki.

Dalam konteks ini saya "bersyukur" Iwan sudah "damai" dengan seksualitas sendiri. Artinya mengakui bahwa dirinya adalah seorang gay. Itu satu point penting untuk memudahkan melihat persoalan ini. Karena ada banyak orang (baca homoseksual) belum bisa menerima diri sendiri sebagai seorang homoseksual. Sehingga tidak jarang kemarahan dan kebencian selalu dilontarkan pada diri sendiri. Orang-orang seperti inilah yang sebenarnya mengalami gangguan kejiwaan. Sama dengan orang yang menilai bahwa homoseksual adalah sebuah gangguan jiwa.


Sehingga situasi ini yang membuat semakin rumit. Bahkan hal ini yang sering membuat seorang homoseksual mengalami depresi berat. Sehingga banyak yang akhirnya memutuskan untuk menikah dengan perempuan, dengan alasan untuk "menghindari/meyembuhkan" cinta yang sebenarnya ada dalam diri kita.

Tapi untungnya Iwan sudah berani meyatakan bahwa saya adalah seorang gay. Menurut saya ini adalah hal yang luar biasa bagi Iwan. Dalam hal ini bukan berarti kalau misalnya Iwan memilih menjadi heteroseksual sesuatu yang salah? Dalam hal ini Iwan telah menentukan yang terbaik menurut diri sendiri atau hati nurani dengan siapa saya harus bercinta.

Kembali ke persoalan Iwan, saya sendiri belum bisa menentukan sebenarnya apakah temanmu seorang gay, biseksual atau heteroseksual? Saya sendiri punya keyakinan bahwa sebenarnya seksual seseorang itu sangat cair. Artinya bahwa orang bisa saja "berubah" orientasi seksualnya dari heteroseksual menjadi homoseksual, ataupun sebaliknya. Semua itu bisa dilakukan oleh siapapun kalau ada dukungan lingkungan baik secara sadar maupun paksaan. Seperti sekarang ini yang sedang terjadi dalam kehidupan kita, setiap manusia secara sistematis dipaksa menjadi seorang heteroseksual. Suka ataupun tidak, harus suka. Baik dilakukan oleh sistem budaya,tafsir agama sampai negara.
Jika ada yang berbeda maka akan dianggap tidak bermoral atau sebagai pendosa.

Perubahan orientasi seksual seseorang, apakah karena memang semua orang dilahirkan sebagai biseksual? atau sebenarnya orientasi seksual hanya sebuah kontruksi sosial (baca dibentuk oleh masyarakat)? Sehingga semuanya bisa dikontruksikan kembali. Ini yang harus dicari tahu melalui kajian mendalam lagi. Karena sampai sekarang masih menjadi perdebatan oleh banyak orang. Apakah orientasi seksual itu given (biologis) atau sebuah kontruksi? Mungkin Iwan berpikir sangat sulit mengubah seorang homoseksual menjadi heteroseksual atau juga sebaliknya. Berangkat dari diri Iwan sendiri. Begitu juga apa yang saya rasakan. Tapi bukan berarti saya harus meminta Iwan menjadi heteroseksual atau homoseksual.


Karena saya punya keyakinan bahwa seksualitas itu cair, sehingga saya yakin bahwa teman Iwan juga cinta secara seksual kepada Iwan. Baik awalnya sebagai teman lama kelamaan sebagai pacar (hubungan sejenis). Memang hal ini bukan hal yang mudah kalau ingin "merubah" seksualitas seseorang. Semua tergantung bagaimana membangun cinta itu dan lingkungan yang dibentuk. Ini kalau kita berasumsi bahwa teman Iwan adalah seorang heteroseksual.

Tapi kalau orang yang Iwan cintai adalah seorang homoseksual, situasi ini menjadi lebih "mudah'. Mungkin saja apa yang dia rasakan juga dirasakannya. Tapi untuk menentukan bahwa dia gay atau bukan hanya dengan melihat dari teman-temannya di facebook tidak sepenuhnya bisa juga. Walau mungkin ini bisa menjadi salah satu indikator.

Sebelumnya saya salut sekali dengan Iwan sampai harus ”memeriksa” semua teman-temannya di FB, artinya Iwan benar-benar berusaha untuk mencari tahu apakah dia seorang gay atau bukan. Ini satu usaha yang luar biasa bagi orang yang ingin mendapatkan cintanya. Tapi sayangnya dikalangan heteroseksual tidak banyak melakukan hal ini. Karena masyarakat sepertinya bahwa semua orang menganggap adalah heteroseksual. Padahal kita tahu sekali ada banyak homoseksual yang memiliki istri dan anak yang membangun keluarga ”bahagia”. Sepertinya orang-orang harus juga mencari tahu apakah pasangannya adalah seorang homoseksual atau bukan?

Saya hanya kasih saran kepada Iwan, sebaiknya sabar dan tenang saja dulu. Biarkan persahabatannya dijalani mengalir saja. Apa yang Iwan lakukan selama ini lakukan saja, tapi ingat jangan sampai Iwan atau dia mengekploitasi satu sama lain. Karena mungkin saja dia tahu Iwan suka dengan dia. Akibatnya dia sengaja membuat Iwan banyak berkorban. Begitu juga buat Iwan, jangan pernah melakukan pemaksaan ataupun tindakan yang melanggar hak-hak orang lain.
Misalnya melakukan pelecehan seksual kepadanya. Ini yang mesti Iwan jaga satu sama lain.

Kalau perhatian dan kasih sayang yang diberikan Iwan selama ini tidak membuat dia canggung atau menikmati apa adanya. Lanjutkan!!!.

Nanti pasti waktunya ada bahwa kalian benar-benar tahu satu sama lain. Akhirnya bagaimana biarlah waktu yang menentukan. Kadang memang cinta tidak harus diungkapkan secara lisan tetapi cinta bisa dilihat dari tindakan.

Kalau misalnya Iwan ingin meyatakan langsung kepadanya. Silakan saja, hanya Iwan harus siap dampaknya kalau dia menolak ataupun marah. Dia menolak atau marah bukan berarti dia seorang heteroseksual tetapi mungkin juga dia adalah seorang homoseksual.
Karena bisa saja dia adalah seorang gay yang masih bingung dengan dirinya. Marah dengan dirinya kenapa dia bisa suka dengan sesama jenis. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Jadi hal-hal ini yang harus Iwan pertimbangkan untuk terbuka kepadanya. Karena resikonya terlalu berat bagi dirimu sendiri maupun dirinya.

Tapi kalau Iwan adalah seorang gay yang terbuka kepada publik menjadi tidak terlalu bermasalah menurut saya. Memang kalau harus jujur akan lebih mudah bersikap selanjutnya. Apakah akan berpisah atau malah pacaran. Tapi bisa juga berpisah tapi kemudian dia juga kangen dengan kamu lagi. Itulah Cinta.

Jadi sekarang semuanya terserah Iwan, apakah harus terbuka dengannya atau biarkan waktu yang akan menjawab. Sambil Iwan terus menjalin "hubungan" dengannya. Yang penting adalah bukan masalah memastikan apakah dia gay atau bukan, tapi apakah dia mau menjalin hubungan dengan Iwan?

Kalau tips saya adalah coba 'arahkan" ke sesuatu yang "berbau" dengan isu homoseksual. Misalnya membaca buku-buku tentang homoseksual, film ataupun cerita-cerita seputar dunia gay. Lihat reaksinya atau bahasa tubuhnya. Mungkin ini cara bisa melihat sikapnya. Kalau dia nyaman artinya peluangnya sangat besar.


Selamat berjuang!!!


Toyo






5 komentar:

Sam 19 Februari 2012 pukul 15.51  

Ada 1 cara buat tau apakah tman kosmu itu gay/bukan buat profil fb dngan nama laen dan fto lain. Trus tembak dia. Beres!

Anonim 15 September 2013 pukul 00.37  

Salam.
Pengalaman mas Iwan memanglah umum dialami oleh kalangan LGBTI, bgtupun sy, sama persis dgn Mas Iwan alami, sy menyukai tman kuliah sy, kami saling perhatian. Sy sempat membuat account FB palsu untuk tw jati dirinya, alhasil benar dia itu gay.. Tetapi masih sj sy tdk berani ungkapkan rasa cnta sy, krn 1.Sy takut ditolak 2.Sy blm berani menjalin cinta sesama. 5 tahun berlalu, skrg kami sdh bekerja, namun rasa cinta sy kpd nya gak hilang2.. Hingga suatu hari, teman sy tsb yg menanyakan sendiri apa arti perhatian yg sy beri, apa arti kedektan kami. Dia tanya perasaan sy ke dia.. Akhirnya sy utarakan. Tahukah apa jwban dia?
Dia mengatakan "knp baru skrg?"
"Skrang aku udah punya BF". Dia lelah menyimpan rasa cinta kpd sy, shngga ktika ada org lain dtg maka dia buka hatinya untuk org lain.. Mas Iwan, rasa sakiiiiit ditolak karena ada org lain itu lebih sakiiit dr pada ditolak krena memang dia tdk suka dgn kita.

Anonim 28 Mei 2014 pukul 11.41  

Kalau gue sih, udah tau di itu normal, tp tetap saja gue suka sama dia, walaupun kadang dicuekin sa'at gue bilang sayang...

Anonim 13 Juni 2015 pukul 20.10  

Huhuhu masih bingung sama si dia -.- dia suka manjain aku biarin aku tidur di dadanya trus biarin cium pipinya trus mnta di belai kepalanya :D dan jg dia care sama aku,Tapi Pda waktu moment tertentu Dia kelihatannya gk gay,HuH bkin sebel Tw Suka PHP in aku -.-! Akubkab jdi berharap

Anonim 22 Oktober 2017 pukul 05.01  

waduh... kekny masalah umum yakk gw jg gitu... wkkwkwkwkwk pengen kabur rasanya dari perasaan seperti ini, dan berulang ketika bertemu cinta yg lain, krn yg lama sllu tdk berani sy ungkapkan perasaan... hiks... tersiksa bos!