Serat Centhini

>> Minggu, 05 April 2009

Melihat kependekaran mereka (baca Cebolang dan Nurwitri), Adipati semakin kasmaran. Ia mencobloskan bergantian, kadang keduanya sekaligus pada malam yang sama. Begitulah berhari - hari ia seperti gulali lekat di tubuh mulus kedua pemuda itu, memeluk mereka bagaikan lem, mencurahkan air maninya ke pinggul mereka, terus - terusan hingga lupa rasa wanita. (Inandiak.E.D.2008. Centhini, kekasih yang tersembunyi)

Lilin Padam sudah, sumbunya putus. Mereka tidur bersama. Cebolang rebah miring, sang Adipati di belakangnya, kain mereka terbuka. Adipati mengenggam kontolnya dan tiba - tiba melesakkannya ke lubang Cebolang. Ia berupaya menahan semampunya, menyedot air maninya, tetapi memancar sudah.

0 komentar: