Seorang Martir Diperlukan

>> Minggu, 05 April 2009

Salam

Pertama aku minta maaf kalau mungkin salah tafsir dari apa yang aku pesankan. Tapi aku mau klarifikasi sedikit :

1. Aku tidak menganjurkan atas satu partai apapun untuk dipilih. Apalagi meminta teman - teman memilih partai nya Ibu Mega. Sama sekali itu tidak benar!! Kalau aku kasih contoh yang menolak UU Porno, bukan cuma PDIP dan PDS saja. Tapi PKB juga ada beberapa anggotanya yang sangat menolak.

Tidak etis dan melanggar aturan kalau kalau aku buat langsung di banner tersebut nama partainya. Jadi sangat salah sekali kalau aku anjurkan teman - teman pilih PDIP. Aku bukan simpatisan PDIP dan aku gak punya kepentingan dengan PDIP. Apakaha PDIP masih lebih baik daripada partai lain soal LGBTIQ, itu semuanya terggantung penilaian teman - teman. Tapi aku pikir PKB juga sangat baik dengan LGBTIQ.

Aku hanya melakukan ini untuk nasib ku dan hak - hak kelompok LGBTIQ di Indonesia untuk mendapatkan hak yang sama di Indonesia. Dan partai adalah salah satu yang menperjuangkannya. Jadi aku minta maaf kalau jadi salah paham yang aku maksud.

2. Kalau misalnya teman - teman Golput itu juga hak teman - teman, tidak ada yang salah. Malah itu bentuk bahwa teman - teman sudah kritis dengan sistem pemerintahan yang tidak adil bagi rakyat. Itu lah bagian dari pendidikan politik. Saya hanya mengingatkan kalau misalnya teman - teman mau mengambil hak suara nya saja. Cuma itu!! Kalau tidak mau pilih, ya monggo!!

Kalau mau ambil sikap tidak mau mengikuti juga gpp. Silakan..

Tapi sekecil apapun tindakan kita dalam pemilu ada konsekuensinya. Itu Point yang ingin aku sampaikan.

Kalau misalnya mau pilih partai berbasis yang jelas - jelas banyak bukti membenci kelompok homoseksual. Jangan kaget kalau misalnya nanti kebijakan yang dilahirkan akan banyak merugikan hak - hak kelompok gay.

Kalau teman - teman bilang ini paranoid, silakan. Tapi coba bercermin sekarang sudah banyak peraturan daerah yang semuanya berbasis agama tertentu (ada 154 Perda di seluruh Indonesia). Malah di Sumsel sudah jelas memasukan gay dan lesbian sebagai pelacur. Jadi kalau teman - teman di Palembang sebagai gay maka anda adalah seorang pelacur. Ini bukan paranoid tapi fakta. Kalau mau tahu isi Perda nya aku bisa kirim via email.

Belum lagi misalnya contoh di Aceh, seperti yang aku alami dan beberapa teman di Aceh juga. Walau mungkin teman - teman sebagian menyalahkan aku sebagai gay untuk kasus di Aceh. Karena dianggap tidak beretika. Tapi saran aku bisa baca buku yang aku tulis. Supaya bisa tahu sebenarnya apa yang terjadi. Sekarang kita sedang tidak membahas soal kasus ku..

3. Kalau soal banner tidak usah dimasukan ke depan karena alasan keamanan. Aku sih silakan saja. Karena jangan sampai juga pihak lain malah melakukan dan menyerang forum ini. Sehingga malah ditutup misalnya. Ini contoh bahwa kita sebagai kelompok gay saja di Internet tidak bisa bebas mengekpresikan hak - hak kita. Ini hak politik setiap orang dan secara hukum dibolehkan di Indonesia.

Walau ketakutan itu sangat aku maklumi dan hargai sekali. Dan aku paham sekali dan menurutku sangat beralasan dan itu bukan paranoid. Tapi itu fakta. Dan apa yang dipikirkan ini sudah aku pikirkan sebelumnya soal ini. Tapi tadinya aku mikir kenapa tidak mencobanya, karena ini adalah bagian dari pendidikan politik bagi warga negara. Cuma kadang aku suka heran, giliran photo cowok bugil dengan mudahnya bertaburan dimana - mana. Tapi kenapa suatu photo atau banner yang sangat menunjukan image bahwa homoseksual itu juga "cerdas" dan baik malah justru kita jadi ketakutan. Tapi sudah lah, aku gak mau bahas soal ini lebih jauh. Karena aku paham, orang - orang mungkin gak peduli dengan apa yang aku maksud sekarang.

4. Kalau soal kita lari saja ke Luar negeri. Aku pikir itu bukan jawabannya. karena ke LN juga tidak semuanya bahagia kok. Coba teman - teman yang tinggal di LN, aku yakin tidak semua senang.

Dan satu lagi bahwa tidak semua orang mau ke LN menetap disana dan bekerja. Belum lagi tidak semua orang juga punya akses yang sama untuk bisa keluar negeri.

Mungkin teman - teman yang punya akses akan lebih mudah ke LN? Tapi bagaimana dengan teman - teman gay yang miskin, tidak berpendidikan? Apakah kemudian kita bilang salah mereka?? Dan kemudian kita tidak memikirkan nasib teman - teman yang harus menetap di Indonesia, karena berbagai alasan. Itu lah yang namanya empati dan peduli dengan orang lain.

Misalnya yang ada di Aceh saja, kita mungkin mikir kenapa mau tinggal di Aceh?? Tapi faktanya kan ada banyak gay yang Aceh memang suka tinggal di Aceh karena banyak alasankan? Sama seperti gay yang tinggal di Iran atau Arab Saudi? Kenapa para gay di Iran dan Arab Suadi tidak pindah saja ke Belanda atau negara2 yang menghargai gay??

Kita tidak bisa melihat dengan sederhana begitu. Sehingga kalau jawabannya pindah saja ke LN, aku pikir itu bukan jawaban yang bijaksana.

5. Saya tetap senang postingan ini mendapat respon banyak orang. Walau pada umumnya tidak setuju dan malah menjadi menyerang personal ku. Tapi biarlah waktu yang akan tahu apa yang aku maksud sebenarnya. Karena apa yang sedang saya pelajari hari ini tidak tahu, tapi suatu saat baru memahami. Mungkin bisa sampai beberapa tahun kemudian. Terggantung masing - masing orang.Itu lah yang namanya proses belajar dari setiap orang.

Bisa saja orang mulai sadar akan hak nya dan hak orang lain setelah dirinya sendiri mengalami penderitaan itu. Sehingga tidak heran banyak perempuan atau para buruh, petani itu menjadi sangat militan (kuat) berjuang untuk hak nya dan orang lain. Karena mereka ada lah orang - orang telah tersadarkan atas ketidakadilan yang dialaminya. Dan biasanya mereka adalah awalnya korban yang menjadi survivor.

Mungkin juga kenapa aku mau menulis buku dan mau terus meneriakan hak bagi diri ku sebagai gay dan kelompok homoseksual. Saya pikir salah satun penyebabnya karena aku pernah mengalami penyiksaan yang sangat tidak manusiawi. Yang sampai kapanpun akan aku ingat dalam relung hati ku. Dan akan aku catat disetiap semangat hidupku. Sehingga waktu akan terus mengingatnya. Walau jasadku sudah lebur menjadi tanah, air dan udara.

Aku akan terus maju dan melangkah walau rintangan itu akan selalu ada dihadapanku. Termasuk bagaimana orang - orang di forum ini memandangku. Ini adalah konsekuensi yang aku pilih untuk menjadi "martir" dalam merebut hak hidupku dan kelompok homoseksual di Indonesia. Tulisan ini akan menjadi bukti buat teman - teman bahwa jiwaku, hidupku, tubuhku, waktuku selalu kuabadikan untuk diriku dan kemanusiaan. Mungkin ini menjadi klise, tapi aku selalu bangga dengan diri ku. Aku yakin bahwa ini adalah sebuah panggilan Tuhan kepada umatnya. Yang mungkin tidak semua orang terpanggil untuk itu. Ada yang terpanggil hanya untuk menghina orang lain misalnya.

Hujatan buat diri ku bukan saja datang dari kelompok homoseksual sendiri. Tapi juga dari kelompok fundamentalis. Sampai kemarahan dan ancaman pembunuhan kepada diriku dilontarkan di millis Aceh Institute yang katanya aku memperlakukan bumi serambi mekkah.

Aku sedang tidak minta belas kasihan teman - teman atau siapapun. Karena memang aku tidak butuhkan itu. Hujatan dan pelecehan yang aku terima akan menjadi energi baru buat diri seperti air yang menyiram dahagaku. Aku sadar atas pilihanku, bahwa aku layak mendapatkan penghinaan dan hujatan itu!! Walau itu dari kelompok ku sendiri. Seorang gay yang mau berteriak keadilan atas hak hidupnya sendiri dalam waktu dan tempat manapun. Karena keberanianku adalah hal yang paling ditakuti oleh orang - orang yang homophobia.

Sorry, sebelumnya kalau malah postinganku membuat salah tafsir.

Salam

Toyo

0 komentar: