Gaydar

>> Selasa, 17 Maret 2009

Aku baru saja pulang dari salah satu kedutaan untuk urusan visa di Jakarta. Aku menyeberangi jalan dalam kondisi ramai kenderaan. Kemudian sambil berjalan pelan - pelan, ada lewat mobil kecil berwarna biru. Aku tidak ingat merk mobilnya. Hanya warna, bentuk mobil saja nya yang aku ingat. Oh tidak, aku ingat warna kemeja pengendaranya, kemeja kotak - kotak kuning kecoklatan.

Dengan cepat aku melirik seseorang yang ada dalam mobil itu. Rupanya tatapan ku juga dibalas oleh orang yang ada dalam mobil itu. Dia seorang laki - laki yang berbadan lumayan gemuk. Walau aku hanya sepintas melihat. Tapi aku bisa merasakan tatapan matanya. Ada tatapan yang "lain". Sambil aku berjalan menyeberang dengan memperhatikan mobilnya yang berlalu. Dalam hati aku katakan, pasti dia GAY.

Pada sesi lain. Ketika aku menghadiri satu diskusi di Komunitas Utan Kayu. Pada saat itu mata ku tertujuh pada seorang peserta diskusi. Tanpa aku berdialog dengan dia. Hati ku langsung katakan pasti ada yang "lain" dengan orang ini?? Dia seorang gay, kata ku dalam hati. Setelah acara bubar, kemudian aku tanya kepada teman ku yang kebetulan kenal dengan laki - laki itu. Aku bilang sambil guyon dengan teman ku, bahwa temanmu manis. Kawan ku pun tersenyum.

Dilain hari aku ketemu lagi dengan laki - laki itu pada acara diskusi di Paramadina. Aku datang bersamaan dengan teman perempuan ku. Teman ku yang bertemu di TUK tersenyum. Dengan senyum berbeda. Aku baru sadar rupanya orang yang duduk didepan ku adalah laki - laki yang aku lihat di TUK beberapa hari yang lalu. Mungkin karena itu teman ku tersenyum dengan aku. Teman perempuanpun bertanya, ada masalah apa kok pada tersenyum?? Tanya bingung.

Tapi Teman perempuan ku dengan cepat rupanya tahu apa yang sedang kami senyumkan berdua. Setelah melihat laki - laki yang duduk didepan ku. Teman perempuan ku bilang kepadaku, Ah Toyo suka LEBAY (artinya berlebihan dalam bahasa Jakarte).

Maksud teman ku bahwa aku terlalu berlebihan mengatakan bahwa laki - laki itu gay.
Dalam pergaulan sehari - hari teman perempuan ku ini memang sering bertanya kepada ku, apakah dia gay atau bukan? Bila bertemu dengan seorang laki - laki. Sehingga kalau aku katakan gay, selalu teman perempuan ku katakan, ah Toyo lebay. Sambil tertawa dan mengejekku yang katanya aku dianggap "saingannya" untuk mendapatkan cowok tersebut..

Terakhir aku baru mendapatkan informasi kepastian bahwa laki - laki yang sedang aku diskusikan itu memang benar - benar gay. Laki - laki mengenal teman baikku yang dari Aceh Aceh. Tanpa sengaja laki - laki itu menjadi topik pembahasan temaku yang dari Aceh. Pada saat kami ngobrol santai di Cafe di wilayah Thamrin Jakarta Pusat. Malam hari.

Aku langsung berkerut dahi, kenapa aku selalu bisa tepat mengidentifikasi seseorang itu gay atau bukan ya. Padahal aku tidak melakukan komunikasi verbal dengan orangya. Kalau pun komunikasi hanya waktu yang sangat sedikit sekali. Tapi ironisnya "keahlianku" ini bukan hanya dimiliki oleh aku sendiri saja. Tetapi teman - teman gay yang lain juga banyak dapat mengidentifikasi seseorang itu gay atau bukan.

Jadi jangan heran apabila saya berjalan dengan teman - teman gay. Biasanya akan selalu refleks sambil tersenyum kalau ketemu seseorang yang kami indentifikasi sebagai seorang gay. Moment itu tanpa harus direncanakan terlebih dahulu. Tanpa ada koordinasi.
Tapi sudah langsung kita akan tahu bahwa dia adalah Gay. Apakah aku dan teman - teman ku LEBAY?? aku tidak tahu lah, tapi ini selalu akurat.

Kadang aku dalam kesendirian sering berpikir kenapa aku bisa tahu ya. Dan ini juga sering didiskusikan dengan teman - teman gay. Menurut teman - teman gay ku inilah yang dinamakan GAYDAR.

Apa itu gaydar? Aku dibilang oon ama teman gay ku. Gaydar itu adalah "radar" seorang gay untuk menentukan seseorang itu gay atau bukan. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang mempunyai gaydar itu hanya seorang gay saja? Menurut teman ku memang ada juga seorang heteroseksual dapat mempunyai gaydar. Asal seseorang itu sering bergaul dengan teman - teman gay. Jadi tidak hanya seorang gay yang punya gaydar.
Memang gay - gay yang sudah "melalang buana" dalam komunitas gay bisaanya mempunyai gaydar yang sangat kuat. Dibandingkan yang lainnya. Ini mungkin ada kaitan dengan "teori" rasa memiliki yang tinggi. Apabila seseorang merupakan bagian dari kelompok tersebut. Maka dia akan mempunyai militansi dan rasa memiliki yang kuat. Mungkin ungkapan itu bisa digunakan untuk menentukan kekuatan gaydar seseorang.

Aku tidak tahu apakah benar alasan teman gay ku itu soal gaydar. Tapi itulah faktanya.

Ini bukan pertama kali aku bisa menentukan seorang gay hanya dari tatapan saja.Sudah sering sekali. Dari pengalamanku umumnya selalu tepat. Begitu juga dengan teman - teman ku. Bahkan dengan laki - laki gay yang sedang bersama anak - anak dan istrinya juga gaydarku bisa aktif. Kalau suami dan ayahnya adalah seorang penikmat laki - laki.

Kalau ditanya oleh temanku yang heteroseksual, bagaimana bisa tahu seseorang itu gay atau tidak? Apa ciri - cirinya?

Kalau menggunakan "keilmuan" gaydar akan sulit sekali di jelaskan kepada orang lain. Karena aku sendiri juga sukar menjelaskan ciri - ciri seorang itu gay atau bukan secara lisan atau tulisan. Itu lah yang selalu ditanya oleh banyak orang kalau aku bilang bahwa aku punya gaydar.

Pernah ada salah seorang wartawan media televisi yang mewancarai aku. Wartawan itu menanyakan kepada ku bagaimana ciri - ciri pasangan gay kalau berjalan? Pertanyaan yang konyol menurutku. Waktu itu aku jawab dengan konyol juga. Aku bilang emang apa bedanya pasangan heteroseksual dengan homoseksual kalau berjalan? Emang kalau pasangan gay itu jalannya NGESOT?? Sang wartawanpun tertawa terbahak - bahak. Yang mungkin dia juga sadar bahwa pertanyaan sangat konyol dan tidak berbobot.

Walau secara fakta, aku sangat bisa membedakan mana pasangan gay atau bukan yang sedang berjalan. Misalnya aku dapat dengan jelas menentukan mana pasangan cowok tetapi bukan gay. Dan mana pasangan cowok mereka adalah gay. Itu sangat bisa aku tentukan. Tapi kalau teman - teman tanya apa ciri - cirinya?? Maka aku akan sulit menjelaskannya. Itu lah unik nya Gaydar.

Dahulu waktu aku remaja katanya kalau gay itu feminin, metroseksual, suka menyanyi, menari, suka masak, memakai anting - anting sebelah kiri, bahwa ada yang bilang kalau jalan sapu tangan selalu ditaruhkan di kantong bagian belakang. Dan berbagai simbol - simbol yang kadang - kadang tidak masuk akal aku pikir. Sampai pada waktu remaja aku sangat "getol" mencari siapa gay itu. Karena keinginan mencari teman. Tapi sayangnya sangat sulit sekali aku bisa menentukan simbol - simbol itu sebagai kepastian gay atau bukan. Dan memang sekarang simbol - simbol itu tidak bisa sama sekali untuk menentukan seseorang itu gay atau bukan.

Ada satu pengalaman, aku punya teman perempuan baik sekali dengan aku. Bahkan sudah aku anggap adik saja. Dia seorang dokter umum di Medan. Dia punya seorang cowok yang lumayan manis sekali (setelah aku ketemu). Aku tidak kenal lelaki itu sebelumnya dan tidak pernah ketemu seingat ku. Pada satu hari aku dikenalkan oleh teman perempuanku itu dengan pacar cowoknya. Pada saat ketemu aku shock sekali dan kaget. Karena langsung GAYDAR ku "aktif". oh oh kamu ketahuan (syair lagu).....

Aku pun kemudian mencoba mendekati teman perempuan ku, untuk bisa menjelaskan dengannya baik - baik. Akhirnya aku bisa menyampaikan
siapa laki - laki yang dicintai nya itu. Teman ku pun sempat marah dengan aku. Dan mencoba menyangkal nya. Mungkin teman ku berpikir bahwa aku Lebay seperti kata teman yang cerita diatas.

Kemudian aku bilang kalau kamu tidak percaya tidak masalah, itu hak kamu. Dan kalau memang benar pacar mu gay juga bukan hal yang salah kok. Tapi kalau kamu mau bukti aku bisa buktikan. Teman perempuan tidak mau menerima tantangan ku untuk membuktikan nya.

Pada saat itu aku yakin teman ku percaya dengan ku. Tapi karena dia sangat cinta dengan cowok itu. Jadinya mencoba mengingkarinya. Sampai sekarang pun aku kasihan dengan teman perempuanku "seperti" dibohongi oleh laki - laki itu. Walau aku tahu ini ada "kesalahan" sistem sosial.

Pada satu sisi aku sangat sayang dengan teman ku. Tapi disisi lain aku juga bingung bagaimana menjelaskan soal ini. Aku kemudian hanya katakan kepada teman perempuanku. Bahwa calon suami adalah seorang penikmat laki - laki. Kalau memang kamu suka dan menerimanya itu tidak masalah. Tapi kamu harus siap jika seandainya suatu saat kamu bisa buktikan sendiri. Minimal kamu tidak akan mengalami trauma atau shock yang mendalam. Karena sejak awal aku sudah menginformasikan kepada mu.

Aku selalu katakan kepada teman perempuan ku itu, bahwa seorang gay tidak selalu melakukan hubungan badan dengan cowok. Mungkin saja pacar mu itu adalah gay yang bisa "menahan" hasrat seksual nya dengan laki - laki. Atau mungkin juga bisa keluar dari gay nya sehingga tetap setia pada kamu, kataku dengan memberi semangat kepada teman ku.

Teman ku waktu itu menangis dan tidak mengatakan apa - apa. Aku juga bingung harus berbuat apa. Awalnya aku mau bicara langsung dengan laki - laki itu secara empat mata. Setelah aku tahu benar bahwa ternyata dia "komplotan" teman gay ku. Dan dari teman gay ku lah aku dapat memastikan bahwa dia gay. Aku marah tapi aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Karena laki - laki ini juga selalu menghindar kalau sudah ketemu dengan ku. Sepertinya dia juga punya Gaydar yang bagus. Dan sekarang aku baru tahu mereka sudah menikah dan pindah ke Palembang. Aku juga tidak pernah dapat kabarnya lagi. Aku cuma berharap mereka menjadi suami istri yang bahagia selamanya.

Gaydar itu mungkin dapat menjadi kajian yang menarik dilihat dari sisi psikologi. Mengapa seorang gay lebih mudah mengenali gay lainnya. Apakah ada faktor sosial, budaya, agama yang menekannya. Sehingga karena tekanan yang kuat itu, maka ada cara lain yang untuk berkomunikasi. Walau tanpa verbal. Jadi memaksimalkan indra yang lainnya untuk dapat mengidentifikasi pasangannya. Itu yang perlu diteliti lebih jauh lagi.

Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa Gaydar aktif tidak berarti bahwa keduanya saling suka. Bisa saja pada Gaydarnya aktif tetapi tidak tertarik satu sama lain. Atau tertarik keduanya. Sehingga tidak jarang saat gaydar aktif saat itu juga gay itu buang muka misalnya. Karena memang tidak ada rasa apapun.

Jadi Gaydar itu hanya alat penentu atau petunjuk seseorang itu gay atau bukan.
Dan kalau ingin diteliti menarik sekali seberapa akurat gaydar seseorang. Apakah akuratnya sama bagi semua gay yang punya gaydar?? Atau ada faktor yang menyebabkan gaydar seseorang sangat akurat?? Jadi kayak lampu Neon saja untuk mengukur kekuatan watt nya.
Atau mungkin juga gaydar itu adalah sesuatu yang "mistik" yang memang tidak dapat dikaji secara ilmiah? Karena dari pengalaman para ilmuwan (seperti psikolog atau psikitri) kalau membahas soal gay banyak hal yang lucu dan tidak sesuai faktanya.

Hanya waktu yang menentukan itu menjawan misteri dari gaydar tersebut..Kelihatannya lucu, tapi ini lah kenyataannya. Jadi mulai sekarang kalau mau tahu tentang: pacar cowok, bapak, suami, adik laki - laki, teman laki - laki, kakek, paman, anak laki - laki. Apakah mereka gay atau bukan? Kayakanya aku bisa bantu jadi konsultannya deh, GRATIS. hehehehehe.

Wasalam

Toyo

Mampang, 17 Maret 2009








2 komentar:

tokokita 19 Maret 2009 pukul 14.27  

sy rasa Gaydar lumrah sj..
dan sangat membantu seperti kasusnya Mas Toyo dan teman perempuannya yg mau kawin.
Kapan2 sy bisa pakai jasa Gaydar-nya yach...gratis kan :")

Gay Indonesia 19 Maret 2009 pukul 17.27  

sip lah, saya siap membantu.


salam

Toyo