Malam Itu….
>> Sabtu, 25 Juli 2009
Aku melihat detik-detik bergantinya waktu. Malam yang penuh kenangan pahit sekaligus penuh arti dalam sejarah hidupku.
Jarum jam terus berputar di dinding kamarku. Dan mataku terus mengamatinya. Sengaja aku menunggu detik - detik pergantian waktu. Hari ini tanggal 21 Januari 2009. Waktupun tepat menunjukkan pukul 00.00 Wib. Ingatan ku melayang kembali dua tahun yan lalu. Januari 2007.
Malam ini sudah menjadi ritual bagi diriku untuk tidak melupakan kejadian pada tanggal 21-22 Januari 2007 di Banda Aceh. Jika orang merayakan hari ulang tahun, maka aku mengingat hari dimana seksualitasku telah dihancurkan atas nama”moral dan kehormatan”. Ritual yang selalu aku ingat dan ingat terus.
Aku tidak tahu alasan mengapa melakukan ritual ini. Keinginan untuk terus mengingatnya dan tidak akan melupakannya kejadian itu. Ini akan menjadi sejarah dalam perjalanan hidupku. Bukan untuk dendam, tapi dapat “membakar” semangat hidup untuk terus mencari keadilan. Apakah ini bentuk kemarahanku atau justru ini bagian dari titik balik perjuangan hidupku? Aku sendiri sulit untuk menjawabnya. Aku sudah catat dalam buku harianku sebelum malam ini datang. Setiap pergantian tanggal 21 ke 22 Januari akan selalu aku beri tulisan. Ingat Malam Itu Toyo !!
Malam ini adalah hari dimana aku disiksa oleh masyarakat dan polisi Banda Raya Propinsi Banda Aceh. Kamarku diintai oleh seseorang karena aku bercumbu dan memadu kasih dengan orang yang aku cintai. Masyarakat mendobrak pintu kamarku, merusak barang-barangku, memukuliku dan pasanganku. Kami dipaksa turun dari lantai 2 ke lantai dasar. Sambil terus dipukul dan dihujatin sebagai manusia yang tidak bermoral. Melakukan hubungan sesama jenis. Dua manusia berjenis kelamin laki-laki yang menjalin kasih oleh sebab itu kami layak dihina, dihujat dan dihakimi oleh masyarakat di Serambi Mekkah itu.
Kemudian pilihan seksualitasku itu dilaporkan kekantor Polisi Polsek Banda Raya oleh masyarakat. Sengaja masyarakat tidak melaporkan kepada polisi syariah, karena kuatir tercemar dan malu oleh pihak lain atas tindakanku sebagai seorang homoseksual. Malu dan berusaha mengingkari bahwa di Aceh ada laki-laki homoseksual. Minimal itu yang diucapkan mereka kepadaku.
Polisi yang selama ini ‘menjual’ slogan sebagai aparat pelindung dan pengayom masyarakat ternyata hanya omong kosong belaka. Aku tadinya berpikir akan mendapatkan perlindungan dari pihak kepolisian atas hinaan, hujatan dan pukulan dari masyarakat. Tapi apa yang terjadi. Aku dibawah kekantor Polsek Banda Raya sekitar pukul 23.30. Sesampainya dikantor polisi, aku diminta untuk membuka semua bajuku. Iya, aku dan pasanganku diminta telanjang bulat. Yang disaksikan oleh sekitar 7 orang polisi.
Selain itu aku dan pasanganku dipukul terus menerus secara bergantian oleh anggota polisi. Yang menyakitkan sekali aku dipaksa onani dan dipaksa melakukan oral sex didepan para polisi-polisi yang biadab itu. Aku melakukan penolakan dan protes atas tindakan mereka, tapi itu sia-sia belaka. Malah semakin membabi buta pemukulan ditujukan kepadaku. Hujatan dan pemukulan semakin terus diberikan kepadaku sebagai orang yang katanya layak mendapatkan itu semua. Aku berpikir begitu nistakah menjadi seorang gay ??
Upaya Mendapatkan Keadilan
Setelah saya keluar dari tahanan pada tanggal 22 Januari 2009, atas bantuan teman-teman LSM di Banda Aceh dan Jakarta. Dalam hal ini mungkin aku lebih beruntung karena punya banyak teman di LSM. Sehingga aku keluar tanpa harus membayar uang jaminan yang besar. Walau aku juga diminta uang dari dompetku sebesar Rp 150.000,-, yang katanya sebagai bentuk rasa terima kasihku kepada pihak polisi. Karena aku percaya bahwa ada banyak
Setelah keluar dari tahanan dengan bantuan teman – teman LSM saya melapor ke kepolisian di
Aku kemudian pergi ke Banda Aceh dari Jakarta dengan biaya bantuan teman-teman LSM. Pada saat melapor ke Polda NAD saya didampingi oleh pengacara LBH Banda Aceh dan YLBHI Jakarta. Termasuk LSM lain juga terlibat seperti KontraS, Kapal Perempuan, Arus Pelangi dsb. Proses penyidikannya lancar karena ada pendampingan dari LSM lokal maupun International. Selain juga kasus ini banyak mendapatkan tekanan dari pihak luar (LSM nasional dan international). Aku melaporkan kasus penyiksaan dan pelecehan seksual yang aku alami, tidak bersama dengan pasanganku. Karena sejak keluar dari tahanan aku sudah kehilangan kontak dengan dia (pasanganku). Dari informasinya bahwa pasanganku sangat takut sekali atas kejadian itu.
Disini lah mulai sulitnya mengungkapkan pelaku untuk diadili. Aku melapor bulan Maret 2009, baru diadili para pelakunya bulan 8 Oktober 2008. Alasannya sangat ‘ klise ‘ tidak cukup bukti bahwa pelaku melakukan tindak penyiksaan terhadap diriku. Hanya karena pasanganku sulit ditemukan dan tidak bersedia menjadi saksi. Akhirnya karena banyaknya tekanan dari organisasi nasional maupun international hasil persidangan tindakan penyiksaan terhadapku putusannya hanya Tindak Pidana Ringan (Tipiring). Yang dijatuhkan kepada 4 orang anggota polisi. Para pelaku tidak dihukum dalam tahanan dan hanya mengganti biaya Rp 1.000. Proses persidangannya kasus penyiksaan dilakukan dengan hakim tunggal (Sugeng Budianto, SH). Penyidik sekaligus menjadi jaksa penuntut berasal dari pihak kepolisian (Sujono, S.sos). Sebuah tindakan penyiksaan yang dilakukan oleh 7 orang anggota polisi dengan proses persidangan singkat (baca 1 kali persidangan saja).
Belum lagi sikap hakim sama sekali tidak mencerminkan rasa keadilan bagi korban dan professionalismenya. Misalnya pada proses pengadilan justru aku yang sebagai saksi/korban malah oleh hakim diperlakukan sangat tidak adil. Hakim malah menasehati diriku karena memilih sebagai gay. Hakim sudah seperti layaknya ulama yang bicara soal otoritas halal-haram. Sejak kapan seorang hakim di
Misalnya hakim menjelaskan kepadaku bahwa apa yang aku lakukan merupakan perbuatan dosa besar. Jadi Hakim malah masuk kepersoalan pribadi saya sebagai seorang gay. Bukan pada persoalan yang sedang diperkarakan (baca penyiksaan dan pelecehan seksual). Misalnya hakim memintaku untuk bertobat dan mendekati diri dengan Allah SWT (sebagai seorang muslim). Saat itu aku seperti sedang berhadapan dengan ulama penjaga moral umat. Ucapan hakim seperti membenarkan perlakuan penyiksaan tersebut. Hakim mengatakan bahwa kalau tidak dilakukan pencegahan ( baca penyiksaan dan pelecehan seksual tersebut) maka akan terjadi lagi Tsunami dibumi Serambi Mekkah. Homoseksual menyebabkan Tsunami??
Sejak putusan itu aku terus melakukan advokasi dan kampanye dengan bantuan teman-teman LSM. Mulai lapor ke Amnesty International, Komisi Yudiasial, Komnas HAM, Kapolri sampai ke PBB. Semuanya dukungan materi dan non materi berasal dari teman-teman LSM. Pemerintah sama sekali tidak pernah memberikan perlindungan bagi diriku sebagai seorang korban penyiksaan.
Semangat untuk melakukan itu semua sudah tidak lagi berpikir untuk kepentingan diriku saja. Tapi aku berpikir dapat memberikan dampak bagi kelompok homoseksual dan penegakan HAM secara umum. Bahwa penyiksaan atas dasar apapun tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Aku tahu bahwa sangat kecil sekali tindakanku ini berdampak untuk kemajuan HAM di Indonesia. Tapi minimal aku sedikit membangun sejarah baru bagi keadilan korban. Minimal aku berani sebagai seorang gay bersuara atas nama korban untuk merebut keadilan itu. Alasan itu yang membuat aku tetap semangat sampai detik ini.
Gay Pilihan Politisku.
Sejak kejadian itu aku memutuskan untuk berjuang bersama teman – teman gay di Indonesia, kemudian aku membuat organisasi gay (baca LSM ourvoice) dan aktif di beberapa forum gay. Gay sebagai orientasi seksual sekarang sudah menjadi pilihan politisku. Bahwa tidak boleh satu orangpun termasuk negara dapat mengintervensi hak seksualitas personal. Dengan siapa aku bersetubuh dan menjalin kasih, itu sepenuhnya hak dasar hidupku. Karena sudah jelas diatur dalam UUD 45. Soal
Kisah hidupku sudah aku tuliskan dalam buku yang berjudul; Biarkan Aku Memilih, pengakuan seorang gay yang coming Out. Penulis Hartoyo dan Titiana Adinda, yang diterbitkan oleh Elexmedia. Dan sudah ada ditoko-toko buku di
Aku percaya bahwa manusia dilahirkan untuk berbuat baik kepada siapapun tanpa terkecuali. Dan aku sedang belajar untuk dapat memberikan yang terbaik bagi orang lain. Mudah-mudahan kita adalah orang-orang yang terpilih yang selalu dapat memberikan nilai-nilai kasih dan keadilan bagi sesama. Karena aku percaya semakin banyak orang memperjuangkan keadilan maka akan semakin baik penegakan HAM di Indonesia. Termasuk bagi kelompok homoseksual.
Salam
Toyo
Mampang, 22 Juli 09
2 komentar:
Turut prihatin atas kejadian yg menimpa anda terlebih setelah melihat postingan terbaru di boyzforum tentang kemungkinan homoseksual akan dikriminalkan di Aceh. Hanya tercenung apakah worth it usaha kita selama ini yg berusaha merangkul negeri serambi mekah untuk tetap di pangkuan NKRI, kalau skrg mreka bisa seenaknya sendiri seperti sekarang ini
[WWW.BAVETLINEOKE.COM] Sikat Credit 100K Cuma Bayar 70K
Prediksi Skor Pertandingan Bola Kamis, 06 April 2017 :
1. Chelsea 1-1 Manchester City (Odds 0:1/4).
2. Barcelona 3-0 Sevilla (Odds 0:2).
Daftar Dengan Kode Referall "BAVETJ02" Anda Deposit 70K Dapat Credit 100K
( Tidak Usah Cemas Ataupun Takut Berapapun Anda Menang, Pasti Akan Kami Bayar 100% Tanpa Ada Potongan !!!! )
Hanya Di Agen Bavetlineoke.com
( Note : Syarat Dan Ketentuan Berlaku )
Ayo Segera Bergabung Menjadi Salah Satu Bagian Dari Kami
Dapatkan Bonus Promo SPECIAL Berlimpah Menanti Anda Hanya Di Agen Bavetlineoke.com
Info Lebih Lanjut :
Website Utama : Agen Bavetlineoke.com.
Website Registrasi : Agen Bavetlineoke.com.
Website Bonus : Agen Bavetlineoke.com.
Website Panduan : Agen Bavetlineoke.com.
Website Peraturan : Agen Bavetlineoke.com.
Contact Person : 0855-1277-1128.
Whtasapp : 0813-1666-1222.
BBM : 55628DA2.
Customer Service : (>> LiveChat <<)
Posting Komentar