Pelatihan Seksualitas
>> Senin, 07 September 2009
Kegiatan pelatihan kali ini dilaksanakan di Danau Toba, Parapat Sumatera Utara. tepatnya di Mess Pemda Kabupaten Simalungun. Lokasinya tepat di lokasi danau toba, sehingga diskusi dapat dilakukan diluar ruangan sambil indahnya pulau Samosir. Danau toba sendiri lokasinya sekitar 4 jam dari kota Medan dengan ditempuh mobil umum. Suhunya sekitar 22 derajat celsius, sehingga parapat berhawa sejuk dan berbukit-bukit topografinya. Masyarakat Parapat pada umumnya beretnis batak toba dan batak Simalungun dan sebagian kecil etnis Jawa. Agama yang dianut umumnya Kristen prostesten dan Khatolik dan muslim.
Pelatihan kali ini adalah pelatihan untuk remaja-remaja dari berbagai latar belakang, yang berasal dari beberapa wilayah propinsi Sumatera Utara, antara lain Kabupaten Dairi, Pak-pak Barat, Serdang Bedagai, Simalungun dan kodya Siantar, Medan dan Binjai. Latar belakangnya ada yang mahasiswa, kelompok agama dan waria. Jumlah peserta sebanyak 31 orang yang terdiri dari 2 waria, 10 laki-laki dan 19 perempuan. Pelaksana kegiatan adalah Aliansi Sumut Bersatu (ASB).
ASB adalah satu jaringan LSM dan individu yang berlokasi di Medan. Fokus ASB untuk kampanye dan advokasi kebijakan untuk isu-isu pluralisme, seksualitas dan feminisme. Sejarah ASB berdiri pada 2006 saat melakukan advokasi penolakan RUU Pornografi. Awalnya "hanya' sebuah jaringan taktis, tetapi kemudian berkembang menjadi jaringan yang di "permanen kan" secara hukum. Kemudian ASB sendiri terus melakukan kegiatan advokasi-advokasi dan kampanye untuk isu-isu yang diatas. Seperti seminar, diskusi publik, hearing sampai penguatan diskusi kelompok. Pada tahun 2007 ASB kemudian didaftarkan secara hukum notaris Rosmawati.
Pada awalnya ASB sumberdana berasal dari kontribusi anggota dan simpatisan dari jaringan ASB. Pada pertengahan tahun 2009 (bulan Juni) ASB mendapat dukungan dari HIVOS yang fokus peyadaran dan pendidikan isu-isu pluralisme, seksualitas dan feminisme untuk remaja dan LSM di Sumatera Utara. Pelatihan kali ini adalah bagian kegiatan program kerjasama dengan HIVOS selain akan ada pelatihan untuk pengiat LSM di Sumut.
Tema pelatihan kali ini adalah ”Penguatan Keberagaman Untuk Menciptakan Perdamaian”. Modul pelatihan kali ini dirancang sebelumnya melalui sebuah lokakarya yang dilakukan dari perwakilan LSM, remaja dan staf ASB sendiri di Parapat bulan Juli 09. Selain pelatihan ini nantinya juga ada pelatihan untuk staff LSM dan kemudian akan membuat dialog publik dibeberapa wilayah kabupaten dairi, Pak-pak Barat, Kodya Siantar dan Medan. Tujuan besar dari kegiatan ini dapat membangun kesadaran kritis bagi LSM dan remaja soal isu-isu pluralisme/feminisme dan seksualitas.
Fasilitator pelatihan adalah Sarma Hutajulu (LSM Letare), Veryanto Sitohang ( Koordinator ASB). Sedangkan narasumber Toyo (ASB/Ourvoice), Nurbetty Lubis (LSM Negaci). Dengan bantuan panitia dari staff ASB yaitu Reidi dan Ira.
Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 2 – 6 September 2009. Materi yang disampaikan tentang gender, feminisme,seksualitas, pluralisme/multikulturalisme. Termasuk didalamnya membawa soal-soal isu menguatnya fundamentalisme agama yang berdampak pada diskriminasi pada kelompok marginal seperti kelompok agama parmalim dan kelompok homoseksual/waria maupun kelompok marginal lainnya.
Hasil pelatihan menurut peserta bahwa materi sesuatu yang baru, khususnya soal seksualitas dan feminisme. Karena pada awalnya menurut sebagian peserta bahwa pluralisme hanya dikaitan dengan isu agama dan suku saja. Tetapi kali ini dapat melihat fakta bahwa ada kelompok lain seperti waria. Peserta juga ada dari kelompok Parmalim. Parmalim sendiri adalah salah satu agama lokal yang ada di Sumut yang selama ini dimarginalkan oleh masyarakat karena distigma sebagai kelompok yang menyembah begu (baca: hantu).
Pembahasan seksualitas khususnya orientasi seksual menjadi salah satu topik yang banyak dibahas oleh peserta. Padahal topik ini adalah topik yang awalnya dikuatirkan oleh panitia akan menjadi persoalan berat bagi peserta. Tetapi sampai acara selesai kegiatan berjalan lancar dan ada hal yang baru soal pemahaman pluralisme dan seksualitas
Dalam pemetaan peserta ada beberapa isu tentang soal suku dan agama yang sangat menguat dari kelompok mayoritas di Sumut misalnya perumahan2 muslim. Larangan pendirian ibadah bagi kelompok parmalim.
Termasuk juga soal perlakukan terhadap kelompok waria dan PSK, khususnya di Serdang Bedagai. Kemudian rencana selanjutnya peserta sepakat membangun sebuah jaringan untuk remaja dalam menyuarakan keberagaman di wilayah masing-masing maupun propinsi Sumut.
Salam
Toyo
0 komentar:
Posting Komentar